al-Qur’an berisi nilai-nilai ethos yang akhirnya membentuk sistem
etika Islam. Namun tidak dalam bentuk baku, karena teks-teks suci tersebut
memuat banyak penafsiran. Term-term dalam al-Qur’an yang berkenaan dengan
masalah etika akan menjadi fokus pembahasan ini. Tentunya tidak semuanya dapat
diuraikan. Ada beberapa hal yang dianggap paling menyentuh dalam konsep etika
seperti penggunaan kata al-khayr, al-birrr, al-qisth, al-ma’ruf, dan beberapa
kata lainnya akan dapat dijumpai dalam al-Qur’an dan menjadi dasar-dasar
pembentukan etika Islam.
Dalam ajaran Islam, penggunaan
kata-kata di atas menunjukkan bahwa konsep utama dalam al-Qur’an adalah
benar-benar berasal dari konsep Tuhan yang maha adil, dan bahwa dalam
lingkungan etika manusia setiap konsep sucinya hanyalah refleksi yang
suram—atau imitasi yang sangat tidak sempurna—dari sifat ketuhanan itu sendiri,
atau yang mengacu kepada respon khusus yang diperoleh dari perbuatan-perbuatan
ketuhanan.[11] Di sini, seorang muslim dituntut untuk sebisa mungkin meniru
sikap etis Tuhan, karena pada kenyataannya Tuhan merupakan sumber dari segala
yang etis sebagaimana yang tertera dalam teks suci al-Qur’an.
Banyak para ahli merasa kesulitan
dalam mengelompokkan kata-kata dalam al-Qur’an berkaitan dengan konsep moral
dan etika religius, seperti: al-khayr, al-birr, al-qisth, al-iqsath, al-‘adl,
al-haqq, al-ma’ruf dan al-taqwa. Perbuatan-perbuatan yang baik biasa disebut
shalihat, sedangkan perbuatan yang buruk disebut sayyiat. Perbuatan sayyiat
secara umum disebut itsm atau wizr yaitu dosa atau kejahatan yang arti asalnya
adalah beban.[12]
term-term di atas menjadi dasar umat
Islam terhadap pengembangan konsep-konsep moral, yang disebut sebagai
“moralitas skriptual”. Bentuk-bentuk pengamalan terhadap term-term tersebut
juga dijelaskan dalam al-Qur’an serta masing-masing memiliki akibatnya.
Perbuatan-perbuatan shalihat akan membawa manusia kepada konsekuensi yang baik
bagi pelakunya dan perbuatan-perbuatan sayyiat juga akan membawa pelakunya
terhadap akibat yang dapat merugikan dan membebani dirinya sendiri.
sumber : makalah tentang agama islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar